[Multichapter] Malignity (PROLOG)

Malignity

253816
By. NadiaMiki
Multichapter (PROLOG)
Genre : Mystery, Gore, Crime
Rating   : PG-13
Starring: Chinen Yuri, Yamada Ryosuke (Hey!Say!JUMP)
Disclaimer : I don’t own all characters here. Yamada and Chinen members are under Johnny’s & Associates
COMMENTS ARE LOVE. PLEASE COMMENT IF YOU READ, your comment means so much for me.. ^^

Kedatangan tetangganya siang ini membawa petaka bagi seorang pemuda bersurai hitam itu, saat ia kembali dari dapur membawa segelas teh untuk sang tamu, sang pemuda terkejut karena tamunya sudah tidak ada lagi di sofa.

“KYAAAAAAAA” terdengar teriakan dari ruang bawah tanahnya, sontak ia melempar cangkir yang ada ditangannya ke lantai lalu berlari menuju objek suara.

Namun, sebelum sampai disana, ia mengambil sebuah pemukul terlebih dahulu dan kembali berjalan perlahan mendekati suara yang sedang gemetar.

Tidak, sepertinya untuk membunuh tetangganya sekarang tidak asik bagi pemuda itu, tapi kalaupun tidak dibunuh, ia pasti akan melaporkannya ke polisi.

Sedang berkelit dengan pikirannya, tiba-tiba suara yang berteriak beberapa detik yang lalu kembali menjerit, dan sang pelaku sedang berlari menuju pintu keluar rumah.

“Toloong ada pembunuh telepon polisi!!” begitu kira-kira teriakannya.

Pemuda itu tidak mengejar sang pelaku langsung, ia mengenggam erat pemukul yang ia genggam sedari tadi, dan kemudian membanting pintu ruang bawahnya dan mengunci pintu.

Selang beberapa jam kemudian, polisi datang dan langsung menerobos masuk kerumahnya.

“Permisi, apa ada Chinen Yuri disini?” mereka langsung bertanya kepada pemilik rumah yang sedang menonton televisi sambil mengangkat kakinya diatas meja, menggoyangkan kaki like a boss.

Mata pemuda itu mendelik menatap sang polisi “tidak ada” ia berdiri dari duduknya.

“Orang itu… Sudah mati” sedetik kemudian sang pemuda melayangkan pemukul yang ternyata masih setia berada digenggamannya kearah kepala polisi tersebut.

“DOR!” tembakan keudara menghentikan gerakan sang pemuda setelah beberapa pasukan polisi sudah ia pukuli hingga pingsan.

“Dia! Dialah pembunuhnya!!” secara tiba-tiba, tetangga yang masuk seenaknya keruang bawah tanahnya tadi datang, berteriak histeris sambil menunjuk pemuda itu.

Tidak ada respon, hanya tatapan tajam yang ia berikan lalu melempar pemukul itu kelantai, dan mengangkat tangannya tanda ia menyerah.

Dengan beberapa pasukan polisi ia dibawa keluar rumahnya untuk menuju mobil polisi, ada beberapa wartawan yang mengerubuni saat baru saja mereka keluar.

Kamera, sodoran microfone, semua menuju kearah pemuda bernama Chinen Yuri.

Namun semuanya tak ia gubris hingga masuk kedalam mobil polisi.

Dalam pikirannya, ia sedang mencari cara agar  bisa membunuh semua orang yang kini tengah menangkapnya.

  • ••

Selai roti ia sendoki, oles demi oles pada santapan pagi. Ryosuke memulai hari normal nya sebagaimana manusia biasa. Tak ada yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah seorang agen informan yang bekerja secara rahasia untuk kepentingan dunia gelap. Pembunuhan, perampokan, pemerasan, saling menjatuhkan satu sama lain, menjual informasi terlarang, dia lah dibelakang semua itu.

Kursi bak sofa bersandar ukuran maksimum, menjadi tumpuan duduk Ryosuke sehari-hari. Di kantor yang sunyi dan terpencil dari keramaian. Lantai teratas.

Pandangan alur kota menjadi sapaan familiar bagi pengelihatan pemuda ini. Memutar bangku nya dan menatap keluar jendela, sembari mendengarkan televisi yang sama sekali tak ia tonton.

“Berita terkini. Seorang pria berusia 24 tahun ditangkap polisi setelah beberapa minggu menjadi buron. Kasus yang diselesaikan berupa pembunuhan berencana, kerap membuat resah warga. Hal ini diungkapkan oleh saksi mata, tetangga tersangka.”

Suara penyiar merajai ruangan, mau tidak mau membuat telinga Ryosuke menyimak.

“Saya kerumah nya, ada bagian ruang bawah tanah. Tak sengaja masuk kesana. Isinya tulang dan jasad-jasad yang masih baru. Ada puluhan.” Ekspresi nada bergetar disampaikan seorang wanita tua.

“Saya takut melaporkannya, dia seperti ingin mengancam saya.” Hingga kemudian keterangan lebih lanjut diputus oleh durasi pihak televisi.

“Demikian yang disampaikan. Pelaku diduga membunuh 32 orang rekan kerjanya, sekaligus beberapa orang yang bermalam dirumahnya, ia mengincar orang baru di wilayah ini dengan modus pertolongan tawaran menginap, lalu membunuh satu persatu. Sepertinya sang pelaku mengidap gangguan psikologis, diduga sifat psikopat berdarah dingin ini mulai ada didirinya sejak beberapa tahun lalu. Kami masih menyelidiki korban lain yang diduga kronologi kasus belum sepenuhnya terpecahkan. Sang pelaku esok akan dimintai kejelasan dan dites lebih lanjut di RS Umum Tokyo-shi.”

Ryosuke belum menaruh peduli atas semua ocehan itu, entah mereka menampilkan cuplikan gambar apa, ia hanya mencuri dengar atas suara.

Hingga akhirnya penjabaran detail cukup menarik simpatinya. Sang pemuda memutar kembali singgasana hitam pekat tersebut, menatap televisi.

“Pelaku dengan inisial nama CY 24 tahun berhasil kami bekuk dirumahnya.” Seorang polisi pria angkat bicara, menepuk pundak laki-laki berambut hitam, balutan pakaian tahanan. Menatap setiap kamera yang mengambil foto nya, secara dingin tanpa rasa bersalah sedikitpun. Ryosuke mengamati sang pelaku, dan bagai sihir, ia merasa cukup tertarik oleh pria itu untuk bekerja sama dengannya.

Wajah Ryosuke tersenyum licik.

Hay hay minna, disini aku NadiaMiki bersama teman ku Kak -piip- dia gamau disebut namanya wkwk sebagai author abal mencoba buat ff gore, aahh termakasih banget buat dia yang mau menuhin kemauan ku bikin ff ginian XD dengan bantuan ide dia pastinya, fuh. Semoga kalian suka!

Jangan lupa vote nya ya, komen boleh kalo ada kritik dan saran, jaa sampe ketemu di chapter 1 !

Leave a comment